Flag Counter

free counters

Search your Aircraft

Senin, 07 Februari 2011

PT Dirgantara Indonesia N-2130


Pesawat N-2130 adalah pesawat jet komuter berkapasitas 80-130 penumpang rancangan asli IPTN (Sekarang PT Dirgantara Indonesia,PT DI, Indonesian Aerospace), Indonesia. Menggunakan kode N yang berarti Nusantara menunjukkan bahwa desain, produksi dan perhitungannya dikerjakan di Indonesia atau bahkan Nurtanio, yang merupakan pendiri dan perintis industri penerbangan di Indonesia.

Sejarah

Pada 10 November 1995, bertepatan dengan terbang perdana N-250, Presiden Soeharto mengumumkan proyek N-2130. Soeharto mengajak rakyat Indonesia untuk menjadikan proyek N-2130 sebagai proyek nasional. N-2130 yang diperkirakan akan menelan dana dua milyar dollar AS itu, tandasnya, akan dibuat secara gotong-royong melalui penjualan dua juta lembar saham dengan harga pecahan 1.000 dollar AS. Untuk itu dibentuklah perusahaan PT Dua Satu Tiga Puluh (PT DSTP) untuk melaksanakan proyek besar ini.
Saat badai krisis moneter 1997 menerpa Indonesia, PT DSTP limbung. Setahun kemudian akibat adanya ketidakstabilan politik dan penyimpangan pendanaan, mayoritas pemegang saham melalui RUPSLB (Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa) 15 Desember 1998 meminta PT DSTP untuk melikuidasi diri.
Untuk preliminary design pesawat ini, IPTN telah mengeluarkan tenaga, pikiran, dan uang yang tak kecil. Dana yang telah dikeluarkan lebih dari 70 juta dollar AS yang sesuai keputusan RUPSLB, dana bagi ini selanjutnya dianggap sunk-cost.
Seluruh kekayaan perseroan selanjutnya diaudit dimana hasil disampaikan kepada Bapepam tanggal 22 April 1999 dan diumumkan lewat media massa. Pembayaran hasil likuidasi kepada para pemegang sahamnya sendiri kemudian dilakukan bertahap mulai 9 Agustus hingga 15 Oktober 1999.

Spesifikasi Pesawat

Pada saat konsep desain, N-2130 dipertimbangkan untuk 80, 100 atau 130 penumpang. Pesawat ini dilengkapi dengan teknologi canggih advanced fly-by-wire system.
2130-3v.gif
DIMENSI 80 pax 100 pax 130 pax

Sayap:
Luas (m²)
Rentang (m)
Aspect Ratio
Sweepback (0.25°)

102.80
28.95
8.20
24.30

102.80
28.95
8.20
24.30

102.80
28.95
8.20
24.30
Panjang total (m) 27.23 29.65 33.37
Diameter fuselage 3.91 3.91 3.91

Berat
Berat Take-Off Max. (kg)
Berat Landing Max. (kg)
Beban angkut (Payload) Max. (kg)

43.500
40.000
10.500

49.000
45.000
12.300

55.800
51.000
15.300

Mesin
High By-Pass Ratio Turbofan Engine
Sea Level Static Thrust (kN)

2 x 75

2 x 82

2 x 97.5

 Referensi

PT Dirgantara Indonesia N-219

N-219
N219model.jpg
Model N-219 di Dirgantara Indonesia
 Tipe pesawat angkut
 Produsen Dirgantara Indonesia
 Perancang Dirgantara Indonesia
 Terbang perdana Maret 2010
 Status Tahap Ujicoba
 Harga satuan $ 4.000.000
 Acuan dasar NC-212
N-219 adalah pesawat generasi baru, yang dirancang oleh Dirgantara Indonesia dengan multi sejati multi misi dan tujuan di daerah-daerah terpencil. N-219 menggabungkan teknologi sistem pesawat yang paling modern dan canggih dengan mencoba dan terbukti semua logam konstruksi pesawat terbang. N-219 memiliki volume kabin terbesar di kelasnya dan pintu fleksibel efisiensi sistem yang akan digunakan dalam misi multi transportasi penumpang dan kargo. N-219 akan melakukan uji terbang di laboratorium uji terowongan angin pada bulan Maret 2010 nanti. Pesawat N219 baru akan bisa diserahkan kepada kostumer pertamanya untuk diterbangkan sekira tiga tahun atau empat tahun lagi. N-219 merupakan pengembangan dari NC-212.
N219model2.jpg

Fitur Utama

  • Multi Purpose, dapat dikonfigurasi ulang
  • 19 Penumpang, tiga sejajar
  • Campuran kargo penumpang
  • Kinerja STOL
  • Biaya operasional rendah
Skema.jpg

Kinerja

  • Kecepatan jelajah maksimum: 213 KTS (395 km / jam)
  • Economical cruise speed: 190 KTS (352 km / jam)
  • Maksimum feri kisaran: 1.580 Nm
  • Take-off jarak (35 ft halangan): 465 m, ISA, SL
  • Landing jarak (50 ft halangan): 510 m, ISA, SL
  • Kecepatan stall: 73 KTS
  • Maximum take-off weight: 7.270 kg (16,000 lbs)
  • Maksimum payload: 2.500 kg (5.511 lb)
  • Tingkat panjat 2.300 ft / min semua operasi mesin
  • Range: 600 Nm

Pranala Luar

PT Dirgantara Indonesia N-250 Gatotkaca


N-250 "Gatotkaca"
N250.jpg
 Tipe Transpor Sipil
 Produsen IPTN/PT Dirgantara Indonesia
 Perancang IPTN
 Terbang perdana 10 Agustus 1995
 Diperkenalkan 1989
 Status prototipe
 Jumlah produksi 2 (1 sudah terbang , 1 belum selesai)
Pesawat N-250 adalah pesawat regional komuter turboprop rancangan asli IPTN (Sekarang PT Dirgantara Indonesia,PT DI, Indonesian Aerospace), Indonesia. Menggunakan kode N yang berarti Nusantara menunjukkan bahwa desain, produksi dan perhitungannya dikerjakan di Indonesia atau bahkan Nurtanio, yang merupakan pendiri dan perintis industri penerbangan di Indonesia. berbeda dengan pesawat sebelumnya seperti CN-235 dimana kode CN menunjukkan CASA-Nusantara atau CASA-Nurtanio, yang berarti pesawat itu dikerjakan secara patungan antara perusahaan CASA Spanyol dengan IPTN. Pesawat ini diberi nama gatotkoco (Gatotkaca).
Pesawat ini merupakan primadona IPTN dalam usaha merebut pasar di kelas 50-70 penumpang dengan keunggulan yang dimiliki di kelasnya (saat diluncurkan pada tahun 1995). Menjadi bintang pameran pada saat Indonesian Air Show 1996 di Cengkareng. Namun akhirnya pesawat ini dihentikan produksinya setelah krisis ekonomi 1997. Rencananya program N-250 akan dibangun kembali oleh B.J. Habibie setelah mendapatkan persetujuan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan perubahan di Indonesia yang dianggap demokratis. Namun untuk mengurangi biaya produksi dan meningkatkan daya saing harga di pasar internasional, beberapa performa yang dimilikinya dikurangi seperti penurunan kapasitas mesin,dan direncanakan dihilangkannya Sistem fly-by wire.
Pertimbangan B.J. Habibie untuk memproduksi pesawat itu (sekalipun sekarang dia bukan direktur IPTN) adalah diantaranya karena salah satu pesawat saingannya Fokker F-50 sudah tidak diproduksi lagi sejak keluaran perdananya 1985, karena perusahaan industrinya, Fokker Aviation di Belanda dinyatakan gulung tikar pada tahun 1996.

Performa Pesawat

Gambar tiga sisi N-250
Pesawat ini menggunakan mesin turboprop 2439 KW dari Allison AE 2100 C buatan perusahaan Allison. Pesawat berbaling baling 6 bilah ini mampu terbang dengan kecepatan maksimal 610 km/jam (330 mil/jam) dan kecepatan ekonomis 555 km/jam yang merupakan kecepatan tertinggi di kelas turprop 50 penumpang. Ketinggian operasi 25.000 kaki (7620 meter) dengan daya jelajah 1480 km. (Pada pesawat baru, kapasitas mesin akan diturunkan yang akan menurunkan performa).

Berat dan Dimensi

  • Rentang Sayap : 28 meter
  • Panjang badan pesawat : 26,30 meter
  • Tinggi : 8,37 meter
  • Berat kosong : 13.665 kg
  • Berat maksimum saat take-off (lepas landas) : 22.000 kg
(Meski mesin N 250 diturunkan kemampuannya, dimensi tidak akan diubah)

Sejarah

Rencana pengembangan N-250 pertama kali diungkap PT IPTN (sekarang PT Dirgantara Indonesia, Indonesian Aerospace) pada Paris Air Show 1989. Pembuatan prototipe pesawat ini dengan teknologi fly by wire pertama di dunia dimulai pada tahun 1992. Pesawat pertama (PA 1, 50 penumpang) terbang selama 55 menit pada tanggal 10 Agustus 1995. Sedangkan PA2 (N250-100,68 penumpang) sedang dalam proses pembuatan.
Saingan pesawat ini adalah ATR 42-500, Fokker F-50 dan Dash 8-300.


SR-71A Blackbird - Lockheed Martin

Lockheed SR-71 Blackbird.jpg
Lockheed SR-71 Blackbird
 Tipe Strategic Reconnaissance
 Produsen Lockheed Skunk Works
 Perancang Clarence "Kelly" Johnson
 Terbang perdana 22 Desember 1964
 Diperkenalkan 1966
 Dipensiunkan 1998
 Pengguna United States Air Force
NASA
 Jumlah produksi 32
 Acuan dasar Lockheed A-12
Lockheed SR-71 adalah sebuah pesawat pengintai strategis jarak jauh berkecepatan Mach 3 yang berawal dari pesawat model A-12 dan YF-12 yang dibuat oleh Lockheed Skunk Works. SR-71 secara tidak resmi dijuluki 'Blackbird' dan dipanggil Habu (nama ular) oleh para awak penerbangnya. Clarence "Kelly" Johnson bertanggung jawab atas berbagai inovasi di konsep desain pesawat canggih ini. Keungulan dalam pertahanan pesawat ini adalah kecepatan terbang dan tingginya daya jelajah, dimana jika sebuah peluru kendali darat ke udara terdeteksi, tindak pengelakan yang standar adalah menambah kecepatan. Tipe SR-71 digunakan antara 1964 sampai 1998, dimana 12 dari 32 pesawat rusak akibat berbagai kecelakaan, tetapi tidak satupun hilang ketangan musuh.
Sr-71-1.jpg
SR-71 Blackbird aircrew, Beale AFB, CA (3195045803).jpg
SR-71 Landing with Drag Chute - GPN-2000-001944.jpg

Spesifikasi (SR-71A)

Lockheed SR-71A 3view.svg
Cobrachen sr71-1.jpg
Jet Engine SR-71.jpg
Sr-71suit.jpg
Data dari SR-71.org[1]

Karakteristik umum

  • Kru: 2
  • Payload: 3,500 lb
  • Panjang: 107 ft 5 in
  • Lebar sayap: 55 ft 7 in
  • Tinggi: 18 ft 6 in
  • Luas sayap: 1,800 ft2
  • Bobot kosong: 67,500 lb
  • Bobot terisi: 170,000 lb
  • Bobot maksimum lepas landas: 172,000 lb
  • Mesin:Pratt & Whitney J58-1 continuous-bleed afterburning turbojets, 32,500 lbf masing-masingWheel track: 16 ft 8 in (5.08 m)
  • Wheel base: 37 ft 10 in (11.53 m)
  • Aspect ratio: 1.7

Kinerja


Lockheed Martin U-2 Dragon Lady

Lockheed U-2
Usaf.u2.750pix.jpg
Lockheed U-2R/TR-1
 Tipe Pesawat pengintai ketinggian tinggi
 Produsen Lockheed Skunk Works
 Perancang Clarence "Kelly" Johnson
 Terbang perdana 1 Agustus 1955
 Status Aktif: 35
 Pengguna Angkatan Udara Amerika Serikat
 Jumlah produksi Diperkirakan 86 buah



Lockheed U-2 (atau seringkali disebut Dragon Lady) merupakan sebuah pesawat pengintai ketinggian tinggi, bermesin tunggal yang digunakan oleh Angkatan Udara Amerika Serikat dan pernah diterbangkan juga oleh CIA. Pesawat ini dapat melakukan misi pengintaian di ketinggian tinggi (70,000 kaki, lebih 21,000 m) pada waktu siang atau malam, dan dalam semua keadaan cuaca. Pesawat ini juga digunakan untuk penyelidikan dan mengesahkan data satelit.

Pengguna

 Amerika Serikat
 Republik Cina (Taiwan)

Spesifikasi (U-2S)

Data dari International Directory,[1] Global Security,[2] USAF Fact Sheet,[3]

Karakteristik umum

  • Kru: 1
  • Panjang: 63 kaki
  • Lebar sayap: 103 kaki
  • Tinggi: 16 kaki
  • Luas sayap: 1,000 kaki²
  • Bobot kosong: 14,300 lb
  • Bobot maksimum lepas landas: 40,000 lb
  • Mesin:General Electric F118-101 turbojet, 19,000 lbf

Kinerja

[sunting] Lihat pula

Pesawat sebanding

Daftar yang berhubungan

Lain-lain

Lockheed Martin C-130 Hercules

C-130 Hercules
Usaf.c130.750pix.jpg
C-130 Hercules
 Tipe Military transport aircraft
 Produsen Lockheed
Lockheed Martin
 Pengguna United States Air Force



Lockheed C-130 Hercules adalah sebuah pesawat terbang bermesin empat turboprop yang bertugas sebagai pengangkat udara taktikal utama untuk pasukan militer di banyak bagian dunia. Mampu mendarat dan lepas landas dari runway yang pendek atau tidak disiapkan, awalnya dia adalah sebuah pengangkut tentara dan pesawat kargo yang sekarang ini juga digunakan untuk berbagai macam peran, termasuk infantri airborne, pengamatan cuaca, pengisian bahan bakar di udara, pemadam kebakaran udara, dan ambulans udara. Sekarang ini ada lebih dari 40 model Hercules, termasuk beberapa kapal senapan, dan juga digunakan di lebih dari 50 negara. Melayani lebih dari 50 tahun, keluarga C-130 telah menciptakan rekor yang bagus untuk kehandalan dan daya tahannya, berpartisipasi dalam militer, sipil, dan bantuan kemanusiaan.
Keluarga C-139 memiliki sejarah produksi yang paling panjang dari seluruh pesawat militer. Yang pertama prototipe YC-130 terbang pada 23 Agustus 1954 dari pabrik Lockheed di Burbank, California, Amerika Serikat. Pesawater tersebut dipiloti oleh Stanley Beltz dan Roy Wimmer. Setelah kedua prototipe selesai, produksi dipindahkan ke Marietta, Georgia, di mana lebih dari 2.000 C-130 dibuat.

Pesawat di Indonesia

Indonesia menerima 10 pesawat C-130 dari pemerintah Amerika Serikat sebagai penukar tawanan pilot CIA Allen Pope yang terlibat membantu pemberontakan Permesta di Sulawesi pada tahun 1958.
Pada tahun 1975, Indonesia menerima 3 C-130B. Di tahun 1980-an, di bawah program untuk meningkatkan kemampuan angkatan udara Indonesia, 3 buah C-130H, 7 C-130HS (long body), 1 C-130 MP (patroli maritim), 1 L-100-30 (untuk keperluan sipil), dan enam L-100-30s yang dioperasikan oleh PT Merpati dan Pelita Air untuk keperluan transmigrasi.
Pada tahun 199 Senat Amerika Serikat mengeluarkan larangan penjualan senjata dan pembekuan hubungan militer dengan Indonesia, yang berkaitan dengan krisis Timor-Timur. Ini menyebabkan 17 pesawat C-130 tidak layak terbang karena tidak adanya suku cadang. Pada tanggal 20 September 2000, setelah Presiden Abdurrahman Wahid dan Menteri Pertahanan Mahfud berbicara dengan Menteri Pertahanan Amerika Serikat William Cohen pada pertemuan awal September, pemerintah Amerika Serikat menyatakan akan mengijinkan eksport suku cadang ke Indonesia. Tetapi sampai bertahun-tahun import suku cadang dari Amerika Serikat tidak pernah dijalankan dan TNI kemudian mengimport suku cadang dari negara lain.
Senat Amerika Serikat tetap menyatakan pelarangan penjualan senjata ke Indonesia, tetapi memberi presiden Amerika Serikat hak perkecualian.
Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono menyatakan bahwa sekitar 70% budget militer Indonesia pada tahun 2009 akan dipergunakan untuk membeli pesawat C-130. Dari 24 pesawat, hanya 6 yang masih layak terbang. Sementara itu pemerintah Amerika Serikat dan Australia berjanji akan memberi bantuan pembelian 6 buah Hercules tipe E dan J.

Versi sipil

Versi sipil dari C-130 Hercules adalah Lockheed L-100 Hercules. Merpati Nusantara Airlines tercatat pernah mengoperasikan pesawat jenis L-100-30, perbedaan utama dengan versi militer adalah mesin yang lebih lemah, jendela yang lebih banyak, dan dihilangkannya pintu besar di belakang badan pesawat. Dikemudian hari L-100 Merpati dihibahkan kepada TNI-AU untuk melengkapi armada Hercules di skadron udara 17 dan 31 yang berkedudukan di Halim, Jakarta. Selain Indonesia, beberapa negara juga menggunakan versi sipil dari Hercules ini, bahkan beberapa negara seperti Aljazair, Kuwait dan Gabon, menggunakan L-100 untuk kepentingan militer mereka. Total hanya 114 L-100 yang terjual, produksi terakhir terjadi pada tahun 1992. ikemudian hari L-100 dikembangkan menjadi L-100J yang ekuivalen dengan C-130J lengkap dengan mesin turboprop canggih Rolls-Royce (Allison) AE-2100D3, baling-baling enam bilah, dan EFIS dua kru, tapi program ini dibatalkan pada tahun 2000 karena Lockheed ingin fokus di versi militer saja.

Varian L-100:

  • L-100 (sekelas C-130E)
  • L-100-20 (badan pesawat diperpanjang 8,3 kaki)
  • L-100-30 (badan pesawat diperpanjang 15 kaki, merupakan versi terlaris)
  • L-100J (dibatalkan)

Kejadian yang melibatkan C-130 Hercules

  • Hercules TNI AU jatuh di daerah Condet Jakarta, menewaskan 133 prajurit Pasukan Khas (Paskhas) TNI AU dan 2 warga sipil. Tragedi di Condet terjadi pada 5 Oktober 1991 dalam perayaan HUT ABRI ke 46.
  • Ketika Sri Sultan Hamengkubuwono IX wafat, jenazahnya diaterbangkan dari Washington DC, AS ke Indonesia dengan menggunakan pesawat Hercules
  • Pendaratan Hercules pertama dikapal induk (KC-130F/Tanker) terjadi pada tanggal 30 Oktober 1963. Di Kapal Induk USS Forrestal (CVA-59). Diawaki oleh Letnan James H. Flatey III, LtCdr. WW Stovall, ADR-1 EF Brennan dan test pilot Lockheed Ted Limmer, Jr.
  • Atas pembebasan pilot Allen Pope Presiden RI Soekarno ditawari Presiden AS John F. Kennedy hadiah. Sebagai hadiahnya Soekarno meminta untuk ditunjukan wujud pesawat hercules yang masih baru pada saat itu. Alhasil Indonesia menjadi pengguna pertama C130 B diluar AS pada 1960. Kesepuluh pesawat C130B (termasuk dua varian tanker KC 130B) ini menjadi embrio lahirnya Skadron Angkut Berat Jarak Jauh TNI AU.

Operators

Negara - negara yang mengoperasikan C-130 pada December 2006
Untuk pertama kali kru C-130 adalah wanita semua dalam misi penerbangan.
Pesawat Penjaga Pantai C-130 berpatroli di sekitar gunung es di Lautan Arktik.

Specifications (C-130H)

C-130-3-view.png
Varian Lockheed C-130
Data dari USAF C-130 Hercules fact sheet,[1] International Directory of Military Aircraft,[2] Complete Encyclopedia of World Aircraft,[3] Encyclopedia of Modern Military Aircraft[4]

Karakteristik umum

  • Kru: 5: (two pilots, navigator, flight engineer and loadmaster)
  • Kapasitas:
  • Payload: 45,000 lb
  • Panjang: 97 ft 9 in
  • Lebar sayap: 132 ft 7 in
  • Tinggi: 38 ft 3 in
  • Luas sayap: 1,745 ft²
  • Bobot kosong: 75,800 lb
  • Bobot berguna: 72,000 lb
  • Bobot maksimum lepas landas: 155,000 lb
  • Mesin:turboprops Allison T56-A-15, 4,590 shp masing-masing

Kinerja

Pranala luar

  1. ^ USAF C-130 Hercules fact sheet. USAF, September 2008.
  2. ^ Frawley, Gerard. The International Directory of Military Aircraft, 2002/03, p. 108. Fyshwick, ACT, Australia: Aerospace Publications Pty Ltd, 2002. ISBN 1-875671-55-2.
  3. ^ Donald, David, ed. "Lockheed C-130 Hercules". The Complete Encyclopedia of World Aircraft. Barnes & Nobel Books, 1997. ISBN 0-7607-0592-5.
  4. ^ a b Eden, Paul. "Lockheed C-130 Hercules". Encyclopedia of Modern Military Aircraft. Amber Books, 2004. ISBN 1-904687-84-9.
  5. ^ C-130 characteristics. uscost.net. Retrieved: 7 July 2009.